Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tips Trading Dengan Pivot Point

 Di awal saya belajar exchanging, permasalahan support-safe terus terang menjadi salah satu hal yang bikin saya penasaran. Bukan apa-apa sih, asalnya sih cuma pengen tau ajah… Soalnya seringkali ada temen broker yang bilang gini,"Kalo harga bisa tembus sekian, dia bakalan terus naik" atau "Kalo dia break sekian, bakalan terus turun tuh" atau "Ahh… withering dia ntar mental di sekian" 

Nah tuh, pikir saya, gimana cara dia menentukan angka "sekian"- nya itu yah? Jangan-jangan cuma principle sok yakin aja ni orang. Maklumlah setelah sekian lama berhubungan dengan temen-temen broker (yang gak semuanya punya maksud baik), saya jadi punya bawaan curiga mulu kalo ada merchant yang dengan yakin menyebutkan prediksi hasil analisisnya. 

Yah, akhirnya dengan modular tanya sana sini dan googling sana sini, saya jadi paham bahwa sebagian besar merchant menggunakan rotate point sebagai pedoman menentukan support-safe. Iya sih… memang ada juga temen merchant yang lebih mengandalkan Fibonacci retracement sebagai patokan yang berfungsi sebagaimana turn point, dan terus terang belakangan saya juga ikutan jatuh cinta pada Fibonacci ini. Tapi setidaknya, turn point memberikan perhitungan matematis yang bisa dikatakan lebih obyektif dibanding dengan indikator lainnya. Saya tidak akan menjabarkan bagaimana menghitung rotate point dan support-safe di sini. 

Toh anda akan dengan mudah mendapatkan hasil perhitungan rotate dari berbagai web yang menyediakan turn number cruncher. Atau, kalo anda memang hobi yang ruwet-ruwet, silahkan googling aja untuk mendapatkan rumus perhitungan turn point ini. Yang terpenting menurut saya adalah bagaimana memanfaatkan informasi yang didapat dari seretan angka turn, R1,R2, R3, S1, S2 dan S3 tersebut. 

Alright, Pivot point serta nilai support-safe sebenarnya secara umum menggambarkan bagaimana pergerakan harga sebuah pair bergerak dalam rentang nilai tertentu. Pergerakan harga ini bisa diibaratkan pita elastis yang meregang dan pada akhirnya, cepat atau lambat akan bounce back dan kembali ke posisi keseimbangan. 

Nah, rotate point ini membantu kita untuk mengetahui, seberapa jauh peregangan ini akan terjadi. Secara psikologis, merchants secara umum juga memiliki batas psikologis tentang tingkat harga yang dianggap tinggi dan tingkat harga yang dianggap rendah. Batasan-batasan psikologis yang "disepakati" inilah level-level help safe tersebut. 

Alright, sekarang masalahnya adalah bagaimana dasar cara exchanging dengan rotate point? Pedoman secara umumnya sih, kalau anda sudah mengetahui batas-batas kapan harga akan bounce back, anda akan bisa menentukan kapan anda sebaiknya masuk ataupun keluar market. Kalau kita sudah bisa mengetahui titik-titik support-safe ini, maka kita bisa tahu, kapan sebaiknya melakukan purchase, kapan sebaiknya sell dan kapan sebaiknya take benefit. 

Saya sendiri biasa memasang TP beberapa pips di bawah safe (untuk posisi purchase) atau beberapa pips di atas support (untuk posisi sell) sebagai TP. Apabila dilihat pattern masih kuat, terkadang saya akan memasang forthcoming request purchase beberapa pips di atas safe atau forthcoming request sell beberapa pips di bawah support. 

Dengan individualized structure lain, nilai-nilai turn, support dan resistantbisa dijadikan pedoman dalam menentukan TP (keluar market). Nah, kalaupun anda sudah mempunyai marker andalan, gak ada salahnya anda menggabungkan sinyal dari pointer tersebut dengan patokan dari perhitungan turn point ini. Setidaknya anda akan memperoleh gambaran yang lebih lengkap dalam memahami perilaku pergerakan sebuah pair.