Tips Melindungi Profit Dengan Trailing Stop
Seringkali di talk room ada temen merchant yang nanya: "udah ijo 100 pips nih… , close gak ya?" Gak tau sih… dia bilang githu dalam rangka mencari pendapat beneran ato sekedar pamer. Yang jelas, kalo saya yang diminta saran singkatnya sih saya akan bilang: "close ajah, mo ambil benefit aja kok repot". Nah, kalo diminta saran rada seriusnya sih, saya akan bilang: "Liat pattern nya dulu aja, kalo udah lemah, close ajah, kalo masih kuat, geser aja SL-nya".
Nah, geser-geser SL ini disebut following stop dan intinya dimaksudkan untuk melindungi benefit yang telah kita peroleh.Ngomong-ngomong masalah geser-menggeser SL (dan TP) ini, masing-masing dealer punya kebiasaan masing-masing. Ada temen merchant yang biasa menggeser SL setiap 10 pips, ada juga yang menggunakan patokan menggeser SL setiap setengah TP. Maksudnya, kalo misalnya dia ambil TP 50 pips, maka SL akan digesernya setiap 25 pips.
Ada merchant yang menggunakan patokan support-safe dalam menggeser SL, ada juga yang menggunakan level-level fibonacci sebagai patokannya. Apapun patokan yang kita gunakan untuk menggeser SL, yang jelas sih, diharapkan dengan upaya ini, benefit yang sudah kita peroleh akan terlindungi. Jangan sampai sebenernya posisi udah "pernah" ijo, tapi karena kemudian pergerakan berbalik arah, akhirnya justru misfortune yang kita dapet. Sebenernya selain kita bisa menggeser SL, kita juga bisa menggeser TP kita mengikuti kekuatan pattern.
Memang butuh ketelatenan tersendiri, terutama kalo kita exchanging di exchanging stage yang mengharuskan kita melakukan geser menggeser ini secara manual. Akan tetapi dengan menggeser TP (dan SL) kita akan bisa terus mengikuti pattern tanpa "rugi" spread. Maksudnya? Begini, kita memang bisa segera meng-close posisi yang udah ijo untuk bisa segera mengambil keuntungan yang sudah kita peroleh. Kalopun pattern ternyata masih berlanjut, kita bisa melakukan vacant position lagi.
Iya sih, cara ini memang lebih mudah, tapi dengan berkali-kali melakukan open-close position, berarti kita akan berkali-kali juga terkena spread. Iya kalo spread "cuma" 2 pips kadang-kadang di beberapa agent, untuk pair-pair tertentu, spead bisa mencapai 9 sampai belasan pips yang tentunya akan lumayan kalo bisa dihindari. Nah, melakukan following TP dan SL ini bisa dilakukan untuk mengikuti pergerakan yang ada, tanpa berkali-kali terkena spread.
Hambatan utama untuk melakukan following ini adalah kurangnya ketelatenan. Apalagi kalo exchanging stage yang kita gunakan mengharuskan kita menggeser-geser TP maupun SL secara manual. Kita harus rajin-rajin memantau outline dan menggeser SL maupun TP secara manual yang tentunya lumayan butuh waktu dan ketelatenan extra. Bagi merchant yang hanya bisa meluangkan waktu yang relatif terbatas untuk exchanging, bisa jadi following secara manual ini memang susah untuk dilakukan.
Terus terang saya sendiri seringkali harus secara berkala mengecek posisi in addition to menggeser SL atau TP kalo memungkinkan. Tapi seringkali ya "kecolongan" juga sih. Begitu di cek, eh, posisi udah terclosed. Mungkin dasarnya sifat manusia yang kurang bersyukur ya. Udah kena TP, kok ya bisa-bisanya masih menyesal juga. Biasanya sih yang terlintas dalam pikiran: "yah.. kok tadi cuma ambil 50 pips sih… padahal geraknya sampai 100 pips lebih… " Nah tuh… kalo customized structure coach saya, menyesali keputusan yang telah kita ambil dalam bertrading itu tandanya kita belum punya psikologis yang matang untuk jadi seorang broker. Tapi bagaimanapun, saya setuju dengan pendapat seorang temen, bahwa SL ijo itu bisa bikin hati lebih tenang. Jadi? Ya telaten-telaten lah melakukan following.